Untaian Kata dari Relawan Lama


Sambutan Peringatan 11 Tahun ANGGI Foundation

Untaian Kata dari Relawan Lama

Oleh Arie Rukmantara

Assalamualaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua dan Selamat Pagi.

Salam Peduli dan Berbagi.

Saya akan berusaha berkata sesingkat mungkin. Karena saya sadar penuh, panggung ini bukan milik saya dan bukan diperuntukkan untuk saya.

Tapi untuk mereka…

Sastrawan muda…Generasi penerus cita-cita!

Dalam kesempatan ini saya ingin utarakan sebuah kata pusaka: Menolong.

Kata yang mudah diucapkan, dan juga gampang dilakukan.

Semudah membuka kaca mobil dan memberikan recehan kepada para pengemis.

Semudah mengulurkan tangan pada adik kecil yang terjerembab tersandung karena berlarian.

Semudah duduk dan mendengarkan curhatan kawan dekat yang sakit hati karena putus pacaran.

Dan jutaan bentuk menolong lainnya, saya yakin sering kita lakukan.

Saya pun melakukan penelusuran…

Ditemukan hampir 8,5 juta situs dengan kata “tolong” di situs pencari Google.com .

Lalu ada 1,8 juta yang berhubungan “menolong” .

Dan 163,000 dengan kata “ditolong”.

(Nah, ini kabar baik, karena ternyata para pengguna internet lebih senang menolong daripada ditolong).

Serta 495,000 kata “tolong-menolong”.

Belum lagi kata “bantu”, “help”, “memberi”, “peduli”, “berbagi”, dan rangkaian kata yang muaranya perbuatan baik.

Namun kami, saya dan kawan-kawan di Anggi Foundation, curiga, sekedar menolong taklah cukup.

Kami harus duduk, merenung, berdiskusi, dan bertukar pikiran lalu merencakan bagaimana cara menolong yang “baik dan benar”.

Karena kata Tuhan: “niat baik, itu pahalanya 1, amal baik yang dilakukan benar pahalanya 2. Dan kalau beramai-ramai pahalanya berkali-kali lipat”.

Inilah kami, para manusia yang ingin menolong dengan penuh hati dan banyak akal.

Kami ingin PEDULI dan BERBAGI dengan kerja cerdas, kerja keras dan kerja tegas!

Dan mengharap karya kami berdampak yang “SISTEMIK”!

Inilah kami…Yayasan ANGGI, ANGGI FOUNDATION.

Kombinasi hasil jerih payah yang dimulai hati bersih, otak terkuras, persahabatan erat serta tekad yang bulat untuk pertahankan semangat…

PEDULI dan BERBAGI.

Semangat yang kami tanamkan pada diri kami, saudara dan keluarga, serta anak-anak asuh kami sejak usia dini.

Kami ingin kerja kami hari ini, adalah alasan senyum kami ketika menutup mata nanti.

Sudah 11 tahun kami mengabdi pada ideologi:

“tak harus kaya harta untuk berbagi, tak harus tua untuk peduli dan tak perlu tunggu jadi ulama atau pendeta tuk tolong sesama.”

Maka, setelah 11 tahun kami di yayasan ini, saya dengan yakin seyakin-yakinnya bahwa…

MENOLONG ADALAH INVESTASI

Menjadi relawan Yayasan Anggi adalah pengakuan diri…

Bahwa kami adalah manusia ciptaan Illahi.

Yang punya tugas mulia di bumi ini.

Bila ada yang terlalu religius, saya akan bicara fakat dan realita.

Kini, ada hukum yang makin popular, yang disebut “Law of Attraction

Yang baik, menarik yang baik.

Semua relawan tua di yayasan ini, Syukur Alhamdulillah, Puji Tuhan Semesta Alam…kini sudah mapan.

Punya keluarga yang bahagia. Dan karir menapak tinggi.

Saya memang bukan Tuhan, tidak tahu rezeki mereka sampai dimana.

Namun, sekali saya curiga

Bahwa kerja relawan membantu sampai ke cita-cita mereka.

Saya pun mengaku, menjadi ketua Yayasan Anggi mengantar saya ke ambisi pribadi.

Realita berbicara:

Yang baik, menarik yang baik. Kerja baik dengan niat baik, akan berbuah masa depan yang jauh lebih baik.

Maka dari itu, setelah 11 tahun kami berdiri, saya mohon rangkul kami, jangan biarkan PEDULI dan BERBAGI mati, hanya karena kita semua hanya mau pikirkan diri sendiri.

--

RELAWAN dan KESUKARELAWANAN adalah MODAL UTAMA kami berdiri, berlari, dan berprestasi dalam 11 tahun ini.

Untuk mereka, para relawan, saya ucapkan segala puji dan terima kasih dan semoga Tuhan Maha Semesta memberkati.

Namun tak mungkin sampai disini tanpa ibu dan ayah yang tak ada habis-habisnya membantu kami:

Segala puji dan syukur ke hadirat Allah Ta’Ala atas bimbingan Ibu Asih Sumardono dan Bapak Sumardono. Jasamu takkan terhitung dan tak terganti.

Dan kepada almarhumah Anggi Ratri Anggoro Kasih, simbol kepedulian dan keberbagian yang sampai kini masih jadi inspirasi.

Kepada semua donatur, pendukung, media massa, rekan kerja, dan pemerintah, kami ucapkan terima kasih tak terhingga.

Kini, para sastrawan yang lebih fasih dan terlatih akan ambil alih. Mari siapkan telinga, mata, dan tentunya, hati, untuk meresapi bait demi bait lantunan puisi penuh arti. Dalam kegiatan bertema “Sebait Puisi, Sejuta Harapan”.

Pesan kami, dari lubuk hati…

MARI PEDULI DAN BERBAGI…SAMPAI MATI!

Wassalamulaikum Wr. Wb.


Komentar