Langsung ke konten utama

carpe diem

Cari Blog Ini

Jurnalis Situbondo Usulkan Inovasi Sosialisasi Vaksin Difteri

Dapatkan link
Facebook
Twitter
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya

Dapatkan link
Facebook
Twitter
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer

Hanya Ini...

Seribu delapan ratus lima puluh tujuh hari. Lima tahun sudah. Syukuran Ulang Tahun Areli di TK Negeri Besuki, Menteng, pada 3 Juni 2013 Engkau datang memang aku harapkan. Setiap detik berlalu penuh dengan kenikmatan, keberkatan dan penuh kesyukuran. Terima kasih telah hadir dalam hidup ini Areli. Aku harus menceritakan kepadamu sesuatu yang bukan lagi tabu. Aku ingin kau hidup bangga dengan kisah ini. Kisah yang aku juduli "Hanya Ini...". Saat kau lahir, hanya ini yang bisa aku lakukan: memastikan "Jendela Emas" ( The Golden Window ) atau "Seribu Hari Penih Arti" berlalu sesuai keyakinan. "Jendela Emas" itu: tahun kedua dan tahun kelima. Dalam dua tahun pertama, aku hanya bisa memastikan bahwa hanya yang terbaiklah (Air Susu Ibu/ASI), yang jadi asupanmu. Melawan mitos tak berfakta, menggugat nasihat tak beriwayat, aku dan ibumu berhasil keukeh bahwa yang gratisan dari Tuhan jauh lebih bagus daripada bubuk yang

when sneeze kills

When Sneeze Kills: Indonesia's Influenza Pandemic of 191 8 by Arie Rukmantara Influenza pandemic in 1918 was probably the greatest single natural disaster ever to hit this earth. The impact of the pandemic made a catastrophe to every country, including Indonesia, then the Netherlands Indies. In the midst of World War I, a deadly flu hit Southeast Asia. Historical records said the Dutch colonial authority believed that the disease originated from China. In early 1918, some patients were detected to have influenza in Hong Kong port. These people were on their way to Southeast Asia. Another historical source said it was generally believed that Influenza pandemic of 1918 started in the United States of America in March 1918, and spread to Europe along with the arrival of the US troops sent there. Few weeks later, the disease started to spread to other parts of the world. In June, the flu reached Bombay, India, and in the same month, it reached Pankattan, in t

Surat Cinta tuk Masa Depan Dunia

Surat Cinta tuk Masa Depan Dunia Buminya Manusia, 3 Juni 2010 Pagi hari sekali Kepada Yang Tercinta Anak Ajaibku Tubagus Areli Rashad Rukmantara Pada saat engkau membaca surat ini, aku bayangkan kau sudah mencapai cita-cita muliamu. Atau kalaupun belum, kau sedang berjuang, menerjang halang rintang yang tak mungkin menggugurkanmu di tengah jalan. Karena kau punya kekuatan ajaib, karena kau diciptakan dengan kuasa ajaib, kuasa dan kekuatan yang tak kenal kata “menyerah”. Anakku tambatan hatiku, Ku yakin kau takkan mungkin mundur menghadapi segala anak panah dan busur serangan kehidupan. Karena itulah yang terjadi saat kau di kandungan bundamu. Saat janinmu berusia tujuh bulan, kau tunjukkan keteguhan hatimu. Meski plasentamu nyaris lepas, niatmu lahir ke dunia tak pernah kandas. Dengan rahmat Illahi dan kekuatan ajaib Tuhan, dalam waktu seminggu tali pemasok makanan itu terjalin kembali. Kau dan Tuhan bersekutu untuk melawan cobaan…dan Menang! Cintaku, nafas dan nadiku, Memang tak perna

Diberdayakan oleh Blogger