Mengenal Bobby Fernandes, Kebanggaan Sejarah UI di Perancis

Penulis Skripsi berjudul Perkembangan Gereja-Gereja Wilayah Layanan Depok dan Cimanggis (1948-1981) ini mengaku baru beberapa bulan tugas di Paris, Perancis.
Oya, silahkan kunjungi http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-125777.pdf untuk ringkasan penelitiannya.

Meski Bobby baru bertugas di Paris, Bahasa Perancisnya fasih. Sudah pada tingkat menawar barang hingga harga terendah (floor price) dan menolak pengemis atau penipu berpura-pura status imigran Sudan atau Syria dengan tegas. Atau menolong seorang nenek yang jatuh terpeleset di Champs-Élysées, kawasan elit di Paris, dengan bahasa santun de la langue Française kelas Kromo Inggil. 


Tugasnya cukup berat: menjadi satu dari tiga orang tim Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Perancis. KBRI ini dikomandoi Dubes His Excellency Amb. Arrmanatha Christiawan Nasir, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Perancis, Andorra, Monako, serta Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO. Ambassador Nasir pernah jadi juru bicara Kemenlu. Hal itu membuktikan bahwa Perancis adalah pos yang prestisius untuk diplomat Indonesia.

Bobby juga melapor juga ke Dubes/Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO Prof. Dr. Surya Rosa Putra. Dua bos, satu pos. Seperti sudah disebutkan sebelumnya, tugasnya berat. Biarkan Bobby saja, kita belum tentu bisa. 

Bukan cuma sibuk urusan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) atau lika-liku studi mahasiswa Indonesia di negeri asal Napoleon Bonaparte, perwakilan UNESCO berarti selalu siap bersidang dan memperjuangkan agenda-agenda RI di siding-sidang tersebut. Salah satunya yang baru saja dijebolkan senior Departemen Ilmu Sejarah UI, Dr. Hilmar Farid yang sedang menjabat sebagai Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud--masuknya Ombilin Sawahlunto sebagai Warisan Dunia.

Diterangkan oleh UNESCO:
“Built for the extraction, processing and transport of high-quality coal in an inaccessible region of Sumatra, this industrial site was developed by the Netherlands East Indies’ government in the globally important period of industrialisation from the late 19th to the beginning of the 20th century.”
Lihat https://whc.unesco.org/en/list/1610/ untuk keterangan lebih lengkap.

Perwakilan RI di UNESCO memperjuangkan pentingnya Indonesia bagi pengetahuan (dan kemajuan) dunia.

Rencananya beliau akan bertugas sampai akhir tahun ini. Tapi, sebagai kolega pekerja PBB, saya sangat berharap jumlah orang Indonesia di pelbagai organ badan dunia ini tidak berkurang. Paling tidak, beliau suatu saat berkedudukan tetap di UNESCO. Amin.

Merci beaucoup Monsieur Bobby.
Au revoir au revoir et bonne chance.

Komentar